Juni 06, 2012

Hidup Dengan Ucapan Syukur: Memberi Ketenangan Jiwa

Syukur adalah komponen ikhlas yang pertama dan terpenting dalam hidup kita. Namun demikian, banyak orang yang masih keliru dalam menerapkan rasa syukur. Mereka hanya sekedar mengucapkan atau mengakui, bukan merasakan perasaan syukur itu; sekedar di bibir, bukan mencoba memasukkannya ke dalam hati.
Rasa syukur adalah kemampuan kita menikmati apa yang sedang kita alami. Intinya adalah rasa nikmat di dalam hati. Bersyukur adalah menikmati perasaan syukur itu.
Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil.” Mazmur 119:7
*courtesy of PelitaHidup.com
Mengucap syukur tanpa benar-benar menikmati perasaan syukur itu sama artinya dengan tidak jujur dengan diri sendiri, karena mengatakan apa yang tdak dirasakan.
Dan ternyata banyak juga orang yang hanya (benar-benar) bersyukur jika yang dperolehnya adalah hal-hal yang dianggap menyenangkan saja. Mestinya bersyukur itu kan kita lakukan setiap kali kita menikmati sesuatu (menyenangkan atau tidak) mengingat segala sesuatu itu datangnya dari Tuhan.
Anda pasti ingat apa yang diungkapkan Paulus supaya hatimu penuh melimpah dengan syukur.

Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Kolose 2:7
Ungkapan itu justru harus hadir bukan pada saat semua berjalan menyenangkan, tetapi pada saat yang sulit dan pada saat dia mengalami penderitaan. Dengan kata lain, bersyukur itu sama pengertiannya dengan menerima dan merasakan nikmat pada setiap keadaan yang kita alami.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kecenderungan manusia yang sulit untuk mensyukuri dan menikmati apa yang ada di tangannya karena selalu mengharapkan yang belum dimilikinya.
:

Anda ingat ketika Tuhan Yesus menyembuhkan sepuluh orang yang penyakitan kusta? Dari sepuluh orang yang sudah mendapatkan dan merasakan kesembuhan, hanya satu orang yang datang untuk bersyukur (Lukas 17: 11-19).
*courtesy of PelitaHidup.com
Mengapa mereka tidak mau bersyukur dan berterima kasih atas kesembuhan yang telah diterima? Itu karena yang aktif bekerja adalah pikirannya, bukan hatinya. Akibat dari sulit bersyukur adalah mengeluh, mengeluh dan mengeluh; sama seperti bangsa Israel yang sedang di padang gurun, dicatat dalam Perjanjian Lama, yang selalu mengeluh.
Lalu bagaimana cara terbaik untuk kita bersyukur? Cara terbaik untuk bersyukur adalah adalah dengan mengenali dan menghayati rasa nikmat sekecil apapun dalam dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sambil mengungkapkan dengan kata-kata, (syukur, Timakasih, puji Tuhan dan istilah apapun itu).
Apapun yang sedang terjadi, baik maupun buruk, hayatilah dan nikmati saja. Pastikan apa yang terucap dari mulut kita adalah apa yang kita rasakan di dalam hati, inilah arti sebenarnya kata jujur. Dengan kata lain, bersyukur yang tepat itu kalau kita melakukannya dengan jujur.
Bersyukur itu juga memberi pengaruh kepada ketenangan jiwa. Sebab pada hakikatnya, bersyukur adalah mengingat Dia yang Maha memberi, dan Dia yang Maha pemurah, Dia yang Maha pengasih, Maha segalanya. Dan dengan terus mengingat segala kebesaran dan kebaikan Tuhan itu kita bisa menemukan ketenangan jiwa.
Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.” Mazmur 116:7
Trimakasih Tuhan, untuk kasih setiamu
Yang kualami dalam hidupku
Trimakasih Yesus, untuk kebaikanMu
Sepanjang hidupku
Trimakasih Yesusku, Buat anugrah yang Kau b’ri
S’bab hari ini, Tuhan adakan, syukur bagiMu..
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, Bahwasanya Tuk selamanya, kasih setia-Nya
(1 Taw. 16: 34)
Salam syukur saya kepada Tuhan dan anda semua,

*courtesy of PelitaHidup.com
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar