Juni 01, 2012

BAHAYA BERPUAS DIRI

Bahaya Berpuas Diri

Suatu waktu, seorang rahib telah mengembangkan meditasinya hingga mencapai tingkat absorbsi mental yang tinggi. Ia telah mampu memproyeksikan ciptaan mentalnya laksana benda konkrit sehingga bisa dilihat oleh orang lain. Karena hal ini, ia mengira telah mencapai Penerangan. 

Ia memiliki seorang murid yang mempraktekkan meditasi hingga ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Ketika mencapai tingkat ini, ia sadar bahwa gurunya tidak bisa berkembang lebih lanjut akibat kepuasan diri. Masalahnya adalah bagaimana membuat gurunya sadar akan hal itu.

Suatu hari ia datang menemui gurunya, dan bertanya apakah gurunya telah mencapai Penerangan.

"Tentu saja," jawab gurunya, "untuk membuktikannya, saya akan menciptakan apa saja yang engkau sebutkan dengan pikiranku."

"Ciptakan gajah," kata muridnya. Seekor gajah besar muncul di hadapan mereka.

"Sekarang buat gajah itu mengejar guru," kata muridnya lagi. Pada waktu gajah itu mulai mengejarnya, guru itu berusaha bangun dari duduknya dan mulai berlari.

"Tunggu, jika guru sudah mencapai Penerangan," tanya muridnya, "bagaimana guru bisa mempunyai rasa takut? Kenapa guru lari?"

Pada saat itu juga, gurunya tersadar bahwa ia belum mencapai Penerangan.


Berapa banyak dari kita yang membiarkan rasa puas diri menghalangi kemajuan kita lebih jauh?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar